Selasa, 05 Juni 2012

Wacana Berdasarkan Bentuk


          Dalam mengalisis suatu wacana, perlu diketahui dahulu jenis wacana yang dihadapi. Pemahaman ini sangat penting agar proses pengkajian, pendekatan, dan teknik-teknik analisisnya tidak keliru. Berikut ini jenis-jenis wacana berdasarkan klasifikasi bentuk yang terdiri dari wacana naratif, wacana prosedural, wacana ekspositori, wacana Hortatori, wacana Dramatik, wacana Epistoleri dan wacana Seremonial
1.         Wacana Naratif
        Bentuk wacana naratif  banyak dipergunakan untuk menceritakan suatu kisah dengan uraian yang cenderung ringkas. Bagian-bagian yang dianggap penting sering diberi tekanan atau diulang. Bentuk wacana naratif umumnya dimulai dengan alenia pembuka, isi dan diakhiri oleh alenia penutup
2.         Wacana Prosedural
        Wacana procedural digunakan untuk memberikan petunjuk, atau keterangan bagaimana sesuatu harus dilaksanakan. Oleh karena itu, kalimat-kalimatnya berisi persyaratan atau aturan agar tujuan kegiatan tertentu itu berhasil dengan baik.
3.         Wacana Ekspositori
        Wacana Ekspositori merupakan wacana yang bersifat menjelaskan sesuatu secara informatif. Bahasa yang digunakan cenderung denotative dan rasional.
4.         Wacana Hortatori
        Bentuk wacana  hortatori  digunakan untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca agar tertarik terhadap pendapat yang dikemukakan. Sifatnya persuasive. Tujuannya ialah mencari pengikut/penganut agar bersedia melakukan, atau paling tidak, menyetujui.
5.         Wacana Dramatik
        Wacana dramatik adalah bentuk wacana yang berisi percakapan antar penutur. Sedapat mungkin menghindari atau meminimalkan sifat narasi di dalamnya.
6.         Wacana Epistoleri
        Wacana ini biasa dipergunakan dalam kegiatan surat menyurat. Pada umumnya memiliki bentuk dan sistem tertentu yang sudah menjadi kebiasaan atau aturan
7.         Wacana Seremonial
        Bentuk wacana ini digunakan dalam kesempatan seremonial (upacara). Karena erat kaitannya dengan konteks situasi dan kondisi yang terjadi dalam seremoni, maka wacana ini tidak digunakan di sembarang waktu.

SUMBER :
Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarka : Tiara Wacana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar